Jumat, 31 Agustus 2012

khutbah idul adha

MEMBANGUN KEHIDUPAN MASYARAKAT

 YANG BERMORAL DAN BERMARTABAT 

 

Oleh: Drs. Muhammad Ziyad, MA•



السلام عـليكم ورحمة الله وبركاته

ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر .ألله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرًا وسبحان الله بكرةً وأصيلا, لاإله إلا الله  وحده, صدق وعده ونصر عبده وأعزّ جنده وهزم الأحزاب وحده, لاإله إلااالله ولا نعبد الاّ اياّه مخلصين له الدين ولوكره الكافرون. الحمد لله الذ جعـل هذا اليوم عيدا للمسلمين وإحيائها من تقوي القلوب. أشهد أن لاإله إلاالله وحده لاشريك له وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله.ألّلهمّ صلّي وسلّم وبارك على عبدك ورسولك محمّد وعلى اله وأصحابه ومن تبعهم من الصالحين. أما بعد: فـياايها الحاضرون, اتقوا الله حقّ تقـاته وتزوّدوا فإنّ خيرالزّاد التّقوي.



Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar  Walillahil Hamd. 
Hadirin Jama’ah  Shalat Idul Adha rahimakumullah.

Puji syukur, kita panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah menganugerahkan nikmat, berupa panjang umur, kesehatan dan hidayah Iman dan Islam sehingga kita dapat menunaikan shalat Idul Adha pada pagi hari yang mulia ini bersama ratusan juta (bahkan miliaran) umat Islam di belahan bumi ini. Sementara saudara-saudara kita yang sedang berada di tanah suci nan jauh di sana, bersama jutaan jama’ah haji, yang datang dari pelbagai penjuru negeri telah melakukan wukuf di Arafah dan rangkaian ibadah lainnya. Semoga suasana hikmat dan syahdu pada pagi hari ini dengan bergemahnya alunan mulia; takbîr, tahmid, tahlîl dan tasbîh dapat menggugah kesadaran qalbu kita untuk selalu mensyukuri dan merenungi betapa tak terhinggahnya karunia Allah yang telah dicurahkan kepada kita. Sekaligus mampu menyadarkan kepada kita betapa amat banyak nikmat Allah yang telah kita sia-siakan bahkan terkadang kita hambur-hamburkan dalam aroma kemaksiatan dan kekufuran kepada Allah. Akibat dari perbuatan itu, dapat mengundang kemurkaan Allah. Oleh karena itu, hanya dengan berbekal ketaqwaanlah yang dapat mengantarkan kehidupan kita menjadi lebih baik dan menentramkan.


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd.
Hadirin Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah

    Dalam kehidupan berbangsa dewasa ini, Indonesia yang penghuninya mayoritas beragama Islam kondisinya semakin terpuruk, koyak-moyak dan compang-camping. Indonesia yang kekayaan alamnya sangat melimpah semakin tertatih-tatih di tengah persaingan global yang dahsyat. Untuk itu, kita patut prihatin dan bermuhasabah (introspeksi) secara sungguh-sungguh. Sebab Indonesia kita saat ini (berada) di ambang kehancuran: ‘ala syafa hufratin min al-nâr. Hal itu bisa dilihat dari berbagai macam musibah, bencana dan malapetaka terjadi tiada henti, silih berganti di darat, laut dan udara. Bahkan sejak musibah terdahsyat Gempa Bumi disusul dengan Gelombang Tsunami yang telah menghancur-leburkan Nangroe Aceh Darussalam dan Nias, dua tahun yang lalu. Kini kita pun masih terus diselimuti kekhawatiran, Banjir dan longsor terjadi dimana-mana,  akibat penebangan hutan secara liar, kapal penumpang tenggelam akibat gelombang besar. Belum lagi wabah flu burung, dst. Sebagai masyarakat yang beragama, hal mendasar yang patut kita pertanyakan dan kita sadari bahwa Indonesia kita (mungkin) sudah sangat jauh dari rahmat Allah dan dekat dengan laknat-Nya. Indonesia yang berselimutkan duka, lara dan nestapa (libâs al-jû’  wa al-khouf). 
   
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillâhil Hamd.   
Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullâh

    Salah satu masalah besar yang menghambat untuk bangkit dari krisis di negeri ini  adalah Korupsi. Korupsi telah menjadi wabah endemic yang melanda hampir setiap komponen birokrasi dari pusat sampai daerah, bahkan sampai kantor kelurahan. Korupsi terjadi di hampir semua lini kehidupan dari urusan kelahiran sampai kematian, dari bangun tidur sampai tertidur kembali.
    Betapa dahsyatnya korupsi menggerogoti kehidupan nasional kita, angka korupsi di negeri ini luar biasa mencengangkan, hak-hak fakir-miskin, orang-orang jompo dan lemah dirampok secara liar. Menurut KPK bahwa setiap tahun Rp. 300 Triliyun uang negara (uang rakyat) disikat koruptor. Berarti setiap hari rata-rata Rp. 822 Milyar uang rakyat dikorupsi. Seandainya dana tersebut digunakan untuk rakyat miskin maka mereka bisa menikmati pendidikan dan pengobatan serta memiliki rumah sehat sederhana secara gratis. Sebab konon uang tersebut jika dicairkan dengan uang pecahan Rp.50.000,- dan ditimbang maka akan didapati 3.000.000 Kg (3000 ton). (sebab uang 1 milyar beratnya 10 kg). Jika diangkut dengan truck kontrainer, yang setiap trucknya memuat 10 ton, maka dibutuhkan sejumlah 300 truck kontrainer. Sungguh luar biasa!!!     
Kondisi inilah, yang membuat Laporan Tahunan Transparancy International (TI) menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara paling korup di dunia. Indonesia menduduki peringkat sebagai negara terkorup ke-5 di dunia, dan ke-1 di Asia. Sungguh memalukan bagi kita, karena mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam. Tawaran kenikmatan semu duniawi yang diperoleh melalui korupsi rupanya lebih memikat sebagian orang sehingga tak segan mengabaikan larangan agama. Secara keras, Allah melarang  berbuat korupsi:

ولا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل وتدلوابها إلى الحكّام لتأكلوا فريقا من أموال النّـاس بالإثم وأنتم تعلمون
"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim (menyuap), supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (QS.Al-Baqaroh: 188)

    Secara tegas, Allah juga mengingatkan agar senantiasa memakan harta yang dihasilkan secara halal dan baik “halalan thayyiban” dari rizki yang diberikan Allah kepada kita dan mensyukurinya.

فكلوا ممّا رزقـكم الله حللا طيّـبا واشكروا نعمت الله إن كنتم  إيّـاه تعبدون

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah” (QS.An-Nahl:114).

    Allah juga mengingatkan kepada kita agar tidak mudah tergoda oleh rayuan kenikmatan semu yang ditawarkan syetan tentang kehidupan dunia.
كلاّ بل تحبّون العاجلة . وتذرون الأخرة
“Sekali-kali janganlah demikian, sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat (QS, al-Qiyâmah,75:20-21).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillâhil Hamd.   
Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullâh
   
Seperti kanker ganas, korupsi telah menggerogoti seluruh sendi-sendi kehidupan. Korupsi telah melahirkan jutaan generasi instan, generasi pemalas yang elitis, miskin prestasi, suka potong kompas untuk mencapai tujuan pragmatis jangka pendek. Hal ini terlihat dari rendahnya Human Development Index yang merupakan indikator kualitas sumber daya manusia (SDM). Dari 177 negara yang disurvei, SDM Indonesia pada tahun 2002 di urutan ke 110, Vietnam ke 109, Thailand ke 70, Philipina, ke 77, Malaysia ke 59 dan Singapura ke 20. Pada tahun 2003, SDM Indonesia turun ke urutan 112, tetap berada di bawah Vietnam dan Afrika Selatan, sementara jiran kita Malaysia naik ke urutan 56. Bahkan di negeri yang sudah 60 tahun merdeka masih ada sekitar 15,24 juta atau 10,21 % penduduk usia 15-45 tahun yang tidak bisa baca tulis.
    Kitapun menyaksikan ironi sosial yang sangat menyakitkan. Negeri yang kekayaan alamnya sangat melimpah ruah ini ternyata tidak beranjak dari predikatnya sebagai negara miskin. Di negeri agraris ini, petani semakin terpuruk. Di negeri kepulauan (archipelago) ternyata nelayan menjadi komunitas yang termarginalkan. Pengangguran, terutama dari kalangan muda terus meningkat. Masyarakat miskin kota terusir dan digusur secara tidak manusiawi. Rasa amanpun menjadi sesuatu yang sangat mahal. Angka kriminalitas terus meningkat, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dll.
    Selain itu, kita juga diresahkan dengan maraknya pornografi-- menurut kantor berita dunia The Assosiated Press-- Indonesia ditempatkan pada peringkat ke-2 sesudah Swedia. Alasan yang mereka kemukakan adalah akses menuju pronografi di negeri ini begitu mudah. Demikian juga pornoaksi. Aborsi (penguguran kandungan) di negeri ini pun sangat mencemaskan, menurut catatan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), bahwa angka aborsi diperkirakan mencapai 3 juta setiap tahun dan 30 % pelakunya remaja puteri yang belum menikah. Ini sebagai akibat dari pola hidup hedonis, permisivness yang melanda kalangan muda tertentu dengan kehidupan serba bebas. Dalam hal Narkoba Indonesia kini termasuk salah satu negara produsen. Sukses Polri menggerebek pabrik ekstasi di Cikande-Banten beberapa waktu lalu, ternyata pabrik itu terbesar No. 3  di dunia, setelah Fiji dan Cina.  Pengguna NARKOBA pun terus meningkat bahkan mencapai angka 6 juta orang, dengan korban meninggal secara sia-sia setiap tahunnya 6000 orang. Na’udzubillâh! Lagi-lagi kita bertanya dari semua itu, sedemikian bejatnyakah akhlak kita sebagai bangsa?.

 Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillâhil Hamd.   
Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullâh
   
    Untuk itu, kita semua harus menyeruhkan kepada diri kita, saudara kita, tetangga kita dan kepada siapapun di negeri ini untuk berjihad memerangi korupsi, pronografi-pornoaksi, narkoba dan segala bentuk pelanggaran terhadap hukum Allah. Jika dibiarkan merajalela, kita khawatir laknat Allah akan ditimpahkan kepada negeri ini lebih dahsyat lagi, bahkan akan mengalami kehancuran total. Seperti penegasan firman Allah:
وإذا أردنا أن نّهـلك قرية أمرنا مترفيها ففسقوا فيها فحقّ عليها القول فدمّرنها تدميرا   
“Dan jika Kami hendak menghancurkan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya: (QS. Al-Isra`,17: 16)

    Kita juga harus merespon secara serius peringatan Allah kepada orang yang beriman agar berwaspada terhadap munculnya suatu generasi baru yang perangainya rusak dan moralitasnya bobrok, sehingga mereka akan terjerembab dalam kesesatan dan kehancuran. Sebagaimana ditegaskan Allah dalam al-Qur`an:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (generasi yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Al-Maryam,19:59).

Dalam al-Qur`an pada ayat yang lain, Allah juga memperingatkan secara keras, bahwa jika orang yang beriman itu ingin memperoleh kesejahteraan dan keberuntungan, maka harus menjauhi Narkoba, perjudian dan sejenisnya. Sebab itu semua dapat menghancurkan masa depan umat manusia. Allah mengingatkan secara keras:
يأيّهاالذين ءامنوا إنّما الخمر والميسر والأنصاب والأزلم رجس من عمل الشيطن فاجتنبواه لعلكم تفلحون

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan pana, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al-Mâidah,5:90).
   
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillâhil Hamd.   
Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullâh

Agar rahmat Allah dicurahkan dan kesejahteraan dapat menyelimuti seluruh negeri ini. Maka kita harus semakin mendekatkan diri kepada Allah. Seperti yang disinyalir dalam surat an-Nahl ayat 112, bahwa kita jangan sampai menjadi bangsa yang kufur terhadap karunia Allah, sehingga rahmat Allah menjadi jauh. Kita harus bisa mengekspresikan rasa syukur dalam setiap dimensi kehidupan dengan ketaatan kepada Allah.
 Dalam konteks inilah, kita patut mentauladani semangat keberagamaan dan ketaatan Nabi Ibrahim As dalam beribadah kepada Allah sebagai ekspresi dari rasa syukurnya. Sehingga beliau memperoleh gelar kemuliaan dari Allah dengan panggilan mesra, khalîlullâh. Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ. شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Sesungguhnya Ibrahim adalah  seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan  hanif (berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya). Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. (Lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (QS.An-Nahl,16:120-121).

 Karena itu,dibutuhkan kesadaran yang tinggi dalam memahami  dan mengamalkan setiap perintah dan larangan yang digariskan oleh Allah dan rasul-Nya. Allah mengingatkan dalam surat  al-An’âm ayat 162:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

….Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

    Dengan ibadah Qurban, sepatutnya kita jadikan momentum untuk melakukan refleksi ulang terhadap pengorbanan yang selama ini kita lakukan, sudahkah ibadah-ibadah (baik yang punya relasi langsung dengan Allah maupun dengan manusia) telah mendekatkan kita kepada Allah. Atau sebaliknya malah semakin menjauhkan diri kita kepada-Nya sehingga kehidupan ini jauh dari ridho-Nya. Dalam kondisi sekarang ini sebenarnya kita diajak oleh Allah untuk kembali lebih bersemangat mendekatkan diri kepada Allah.
Sekaligus dengan ber-idul Qurban berarti kita harus siap untuk menanggalkan sifat egois dan menumbuhkan semangat ta’awun (tolong menolong) dan tasammuh (toleran)  terhadap orang lain. Sanggupkah egoisme itu kita kikis kemudian diganti dengan kerendah hatian dan keikhlasan yang semata-mata dibangun hanya karena mencari ridho Allah. Itulah esensi sesungguhnya kita melakukan ritual idul Qur`an pada saat ini, seperti yang telah didemonstrasikan oleh “Bapak monoteisme” nabi Ibrahim as bersama istrinya Siti Hajar dan putra tercintanya, Ismail as.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Sebagai generasi mudah, kita juga harus bisa mentauladani profil Ismail As. Dimana ia berani mengorbankan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya untuk memenuhi panggilan perintah Allah. Seperti yang diilustrasikan dalam surat al-Shaffat ayat 102. Ini adalah gambaran dari seorang anak remaja yang mempunyai idealisme yang sangat tinggi. Sekaligus menunjukkan keimanannya yang tangguh sehingga sanggup menjalankan perintah Allah dengan baik. Pelajaran berharga bagi dunia pendidikan kita, baik secara informal (keluarga) maupun formal (sekolah) adalah melahirkan “Ismail-Ismail” baru. Bagi kalangan remaja,  yang lebih akrap disebut anak baru gede hendaklah mentauladani idealisme yang ditunjukkan Ismail as. Membangun idealisme untuk prestasi bukan mengejar prestise apalagi sensasi.
    Untuk itu, pembekalan moral atau spiritual terhadap generasi kita merupakan langka yang antisipatif untuk mengimbangi gemilaunya kehidupan matrealisme dan hedonisme yang telah merasuki hati manusia. Pesatnya perkembangan tehnologi informasi, secara jelas telah berdampak pada perubahan struktur kehidupan bermasyarakat, yang berujung pada melenturnya norma-norma keagamaan dan menipisnya mental spiritual.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Oleh karena itu, kita sebagai orang tua atau pendidik marilah mencontoh kekhawatiran Nabi Ibrahim terhadap kualitas generasinya dalam hal moral dan spiritual. Sehingga beliau sebagai orang tua bertanggungjawab akan pendidikan dan kelangsungan anaknya. Beliau rajin menunaikann shalat malam, berpuasa dan berdo’a untuk generasinya. Dicantumkan oleh Allah dalam surat Ibrahîm ayat  40:
ربّ اجعلنى مقيم الصّلوة ومن ذرّيّتى ربّنا و تقـبّل دعاء
“…Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankan do’aku”.

Do’a yang dipanjatkan adalah agar anaknya tetap istiqamah dalam melakukan shalat artinya berangkat dari kedisiplinan dalam menunaikan shalat itulah akan terbentuk kualitas keshalihan seseorang, dan hasilnya muncul generasinya, Ismail, seorang profil anak yang cerdas, patuh dan bermoral tinggi, yang kemudian hari menjadi rasul Allah. Dari garis keturunnya lahir tokoh panutan, nabi Muhammad Saw .
Sudah seharusnya kita menengadah dan meneteskan air mata di tengah keheningan malam untuk merenung dan memanjatkan do’a supaya anak-anak kita yang sekarang tidak patuh, segera mereka menjadi sadar dan shalih/shalihah, yang sedang sekolah diberi kesuksesan, yang sedang tersesat dalam kemaksiatan semoga diberi hidayah untuk kembali ke jalan yang benar, yang sedang menekuni profesi pekerjaannya diberi kemudahan rizki, yang sedang mengalami kesulitan dan himpitan ekonomi diberi kemudahan dan jalan keluar serta karunia dari Allah. Bibir orang tua yang memanjatkan do’a di tengah keheningan malam insyaAllah akan senantiasa didengar dan dikabulkan oleh Allah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Melihat kondisi sulit negeri ini, kita harus belajar dari etos kerja yang ditunjukkan oleh Siti Hajar. Meskipun ia seorang wanita tetapi telah mengantarkan suaminya meraih prestasi tertinggi di sisi Allah. Iapun sanggup menghadapi berbagai godaan dan rayuan syetan yang ingin menggagalkan perjuangan suaminya, Ibrahim As. Peristiwa Siti Hajar, ibunda Ismail, yang mondar-mandir dari Shafa ke Marwah  untuk mendapatkan air adalah cermin dari seorang manusia yang dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja keras. Kemudian momentum itu diabadikan dalam rangkaian ibadah haji dengan berlari-lari kecil (Sa’i) antara Shafa dan Marwah. Sa’i adalah lambang dari usaha keras untuk mencari kehidupan duniawi. Sa’i, yaitu berangkat dari Shafa yang arti harfiahnya “kesucian dan ketegaran” dan berakhir di Marwah yang artinya “ideal manusia”.
Dalam mengenang peristiwa ritual tersebut, kiranya dapat memotivasi kita bahwa hanya dengan bermodalkan semangat kerja dan kualitas ilmu yang dihiasi dengan nilai-nilai agamalah yang bisa membawa kita kepada manfaat dan keselamatan hidup di dunia dan akherat. Segala usaha yang kita jalani mestilah dimulai dari landasan yang bersih dan berakhir dengan hasil yang ideal, artinya tetap dalam kerangka norma agama untuk mendapatkan ridha-Nya. Semangat  yang dilambangkan dalam Sa’i inilah yang harus terus dipancarkan di negeri ini terutama bagi para abdi negara untuk meraih prestasi dan bukan mengejar ambisi, demi mewujudkan kesejahteraan umat di negeri ini. Marilah kita bangun kehidupan masyarakat kita dengan etos fikir dan etos kerja menuju Indonesia yang bermartabat, demi terwujudnya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr.
Demikianlah khotbah kita pada pagi hari yang mulia ini, semoga kita dapat memetik pelajaran untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita berdoa semoga Allah menerima amal ibadah kita dan mengabulkan doa kita:
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِـذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخـْطَأْنَا رَبَّـنَا وَلاَ تَحـْمِلْ عـَلَيْنَا إِصْرًا كَـمَا حَمَلْـتَـهُ عَـلَى الَّذِينَ مِنْ قَـبْلِنَا رَبَّـنَا وَلاََ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَـةَ لَنَا بِهِ وَاعـْفُ عـَنَّا وَاغـْفـِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَناَ فَانْصُرْنَا عـَلَى الْقـَوْمِ الْكَافـِرِينَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

رَبَّنَاَ لاَ تُزِغْ قُـلُوبَنَا بَـعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنـْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau gelincirkan hati kami setelah engkau memberi hidaya kepada kami. Anugerahilah kami rahmat-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi karunia.
ربّنا واجعلنا مقيم الصّلوة ومن ذرّيّتناربّنا و تقـبّل دعاء
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami dan anak cucu kami pendiri shalat. Ya Tuhan kami perkenankanlah do’a kami.
Ya Allah, berilah kami kekuatan untuk mengkokohkan dan menegakkan kebenaran dalam kehidupan kami. Limpahkanlah kekuatan kepada pemimpin bangsa kami untuk selalu mendapat hidayah dan inayah-Mu, agar tercapai negara kami baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Ya Allah, di hari yang penuh ijabah ini, kami bermunajat kepada-Mu, agar kami mendapat ampunan-Mu dari segenap dosa dan kesalahan kami. Ampunilah kekhilafan orang tua kami dan seluruh umat Islam agar di saat kembali nanti, kami tidak memikul beban apapun. Dan terimalah ibadah haji saudara-saudara kami yang sekarang sedang menunaikan pangggilan-Mu, jadikanlah haji mereka menjadi haji yang mabrur.
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سبحان ربّك ربّ العزّة عمّا يصفون, وسلام على المرسلين والحمد لله ربّ العالمين

الله اكبر , الله اكبر , الله اكبر ولله الحمد
والسلام عـليكم ورحمة الله وبركاته

JIHAD MELAWAN KORUPSI



JIHAD MELAWAN  KORUPSI

Drs. M. Ziyad, MA.


الحمد لله الّذي نوّر قلوبنا بنور الإيمان وهَدَيْنَا بِِهِدَايَةِ القران وامرنا إلى عبادِ الرّحمن. أشهد أن لاإله إلاالله وحده لاشريك له, وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله.ألّلهمّ صلّى وسلّم وبارك على عبدك ورسولك محمّد وعلى اَلِهِ وَأَصْحَاِبهِ ومَنْ تَبِعَهُ بإحْسَانِ إلى يومِ الدِّين. قال الله تعالى فى كتابه الكريم, يأيّها الذين امنوا اتّقوا الله حقّ تقـاته ولا تموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون.أمّا بَعْدُ فـياعبادالله أوصِيْكُمْ ونفسى بتقوى الله فـقـد فاز المتّقون


Sidang Jum’at yang  dirahmati Allah.

Salah satu masalah besar yang menghambat untuk bangkit dari krisis di negeri ini adalah Korupsi. Korupsi telah menjadi wabah endemik yang melanda hampir setiap komponen birokrasi dari pusat sampai daerah, bahkan sampai kantor desa/kelurahan. Korupsi terjadi di hampir semua lini kehidupan dari urusan kelahiran sampai kematian, dari bangun tidur sampai tertidur kembali.

Betapa dahsyatnya korupsi meng-gerogoti kehidupan nasional kita, angka korupsi luar biasa mencengangkan, hak-hak fakir-miskin, orang-orang jompo dan dhu’afa dirampok secara liar. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa setiap tahun uang negara (uang rakyat) disikat koruptor mencapai Rp. 300 Triliyun. Berarti setiap hari rata-rata Rp. 822 Milyar uang rakyat dikorupsi. Sekiranya dana tersebut dipergunakan untuk rakyat miskin maka mereka bisa menikmati pendidikan dan pengobatan secara gratis, bahkan bantuan modal usaha kecil secara cuma-cuma pula.

Selain itu, implikasi korupsi juga telah melahirkan ironi sosial yang sangat menyakitkan. Bagaimana tidak, negeri yang kekayaan alamnya sangat melimpah ruah ini ternyata tidak beranjak dari predikatnya sebagai negara miskin. Di negeri agraris ini, petani semakin miskin dan terpuruk. Di negeri kepulauan ternyata nelayan menjadi komunitas yang termarginalkan. Pengangguran, terutama dari kalangan muda terdidik terus meningkat. Masyarakat miskin kota terusir dan digusur secara tidak manusiawi. Jumlah anak-anak kekurangan gizi dan busung lapar pun masih banyak tercecer dimana-mana, membuat hati kita piluh. Betapa nurani kita sebagai bangsa sudah sedemikian tumpul, di tengah-tengah masyarakat yang terancam busung lapar, masih saja ada pihak-pihak yang dengan angkuh membusungkan dada dan menilep hak-hak fakir-miskin.

   

Para Jama’ah yang dirahmati Allah.

Memang masyarakat kita dewasa ini, sedang dilandah kerapuhan keimanan. Sehingga tawaran kenikmatan semu duniawi yang diperoleh melalui hasil korupsi rupanya lebih memikat sebagian orang sehingga tak segan mengabaikan larangan agama. Padahal Allah melarang secara tegas berbuat korupsi:

ولا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل وتدلوابها إلى الحكّام لتأكلوا فريقا من أموال النّـاس بالإثم وأنتم تعلمون

"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim (menyuap), supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (QS.Al-Baqaroh: 188)

Agama memerintahkan kepada kita agar senantiasa memakan harta yang dihasilkan secara halal dan baik “halalan thayyiban”, sebagai ekspresi dari rasa syukur kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah yang artinya:

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah” (QS.An-Nahl,16:114).

    Untuk itu,agama telah memberikan panduan kepada kita agar memiliki integritas personal dan moral yang kokoh di tengah-tengah hiruk-pikuknya praktek kehidupan dunia yang korup seperti sekarang ini. Sebab semua itu, tidak lain merupakan perangkap dan tazyîn syetan agar manusia silau dan terjerembab ke dalamnya. Dalam hal ini kita diingatkan oleh Allah: “Sekali-kali janganlah demikian, sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat (QS. al-Qiyâmah, 75:20-21).

Para Jama’ah yang dirahmati Allah.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama bertekad dan berjihad memerangi korupsi. Dan tidak putus-putusnya berusaha keras untuk menyadarkan para koruptor bahwa apapun harta yang diinfaqkan atau dipakai untuk beribadah yang didapat dari hasil korupsi, maka semuanya itu tidak akan diterima oleh Allah dan sia-sia belaka. Nabi SAW memperingatkan dalam sabdanya:

لَا يَقبلُ اللهُ صلاةَ بغير طُهورٍ ولاصدقةً مِن غُلولِ (رواه ابن ماجه)

Artinya: Allah tidak akan menerima ibadah shalat seseorang tanpa bersuci dan tidak pula menerima shadaqah dari hasil korupsi (HR,. Ibn Mâjah).

مَن فارقَ الروحُ الجسدَ وهو برئٌ مِن ثلاث الكنزِ والغُلُولِ والدَّّينِ دخل الجنّةََ (رواه الترمذى) 

Artinya: Barang siapa ruhnya berpisah  dengan jasad (meninggal) lalu orang tersebut terbebas dari tiga hal, yaitu dari menimbun harta, korupsi dan  ngemplang hutang, maka ia masuk surga (HR. Tirmidzi).

    Melihat bahaya korupsi yang begitu mengerihkan dan menyengsarakan bagi kehidupan masyarakat. Maka sangat perlu ada sanksi moral dan sosial yang tegas bagi para koruptor, sehingga dapat menimbulkan rasa jera bagi pelakunya dan juga rasa takut bagi orang yang akan melakukan korupsi. Misalnya, hukuman pancung bagi koruptor, diisolir ke daerah yang sangat terpencil dari kehidupan orang, atau jenazah koruptor yang meninggal tidak dishalatkan, terutama oleh para pemuka agama yang dikenal kedudukannya. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah tidak mau mensholatkan jenazah orang yang melakukan penggelapan harta (korupsi). Hal ini berdasarkan pada hadits:

عَنْ زَيدِ بنِ خَالدٍ قالَ ماتَ رَجلٌ  بِخَيْبَرٍ فَقالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ إِنَّهُ غَلَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَـفَـتَّشْنَا متَاعَه ُ فـوَجَدْنَا فِيهِ خرَزًا مِن خَرَزٍ يَهُوْدَ  مَا     يُسَاوِي     دِرْهَمَيْنِ        (رواه النسائ, الجنائز)

"Dari Zaid ibn Khalid seorang laki-laki mati pada perang khaibar, lantas Rasulullah bersabda"shalatkanlah teman kalian itu, (Aku sendiri tidak mau manshalatkanya) karena dia telah melakukan penggelapan (ghulul) saat berjuang di jalan Allah". Ketika kami periksa barang-barangnya,kami menemukan manik-manik orang Yahudi yang harganya tidak mencapai dua dirham".(HR. Imam Nasai, Kitab Janaiz)

Periwayatan hadits ini meskipun hanya menyangkut korupsi kecil dimaksud- kan untuk menunjukkan beratnya dosa korupsi walaupun jumlah nominalnya kecil. Untuk itulah, pentingnya manusia melakukan riyâdhah dan mujâhadah untuk mengasah qalbu agar memiliki ketajaman nurani, sehingga bisa berlaku asih kepada orang lain. Melalui training spiritual yang dilakukan secara individual dan kontinuitas, insyaAllah akan melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki ketegasan dan semangat menjauhi perbuatan koruptif sekecil apapun dan berani berjihad memerangi korupsi. Demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang utama dan bermartabat.

(Penulis adalah Anggota Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Peserta Program S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)